SIERRA SI ANAK PEMBERANI
Oleh: Enya Dibna
Dahulu kala, di sebuah desa hiduplah
seorang gadis piatu bernama Sierra. Sierra tinggal di sebuah rumah reyot kecil
bersama sang ayah, Tuan Wim. Tuan Wim bekerja sebagai pencari kayu bakar di
desanya. Penghasilan Tn. Wim sangatlah kecil, sehingga beliau tidak mampu
memperbaiki rumahnya yang reyot dan tak layak huni.
Suatu hari Tn. Wim jatuh sakit.
Sierra membawanya ke dokter namun karena tak sanggup menebus obat, Tn. Wim tak
dapat diobati oleh sang dokter. Namun sang dokter menyarankan Sierra untuk
mencari Jamur Ajaib d hutan Hallowen jika ingin ayahnya sembuh tanpa harus
membayar obat.
Karena Sierra sangat menyayangi
ayahnya, ia rela pergi ke hutan tersebut untuk mencari jamur ajaib. Konon,
hutan ajaib terkenal sebagai hutan yang sangat angker dan banyak dihuni oleh
monster jahat. Menurut cerita, belum ada orang yang berhasil keluar dengan
selamat dari hutan itu. Tapi Sierra tidak takut, dia tak punya pilihan lain
karena obat dokter terlalu mahal dan mustahil untuk ditebus.
Keesokan paginya, disaat fajar masih
mengintip dari balik pegunungan di ufuk timur, Sierra bersiap-siap untuk pergi
ke hutan Hallowen. Ia tak membawa banyak bekal karena di rumah hanya ada dua
potong roti pemberian dokter, ia membawa satu dan satunya lagi ia sisakan untuk
sang ayah.
Kini Sierra berada tepat d depan
gerbang/portal hutan Hallowen. Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi keselamatan
dan kemudahan. Lalu dengan langkah perlahan, Sierra mulai masuk ke dalam hutan.
Baru beberapa langkah, ia sudah disambut oleh puluhan burung gagak yang
terlihat ganas, gagak-gagak itu berusaha menakuti Sierra agar dia segera keluar
dari hutan dan membatalkan rencananya. Tapi Sierra tidak takut, dia tetap masuk
dan menangkis setiap gagak yang hendak menyerangnya.
Setelah berhasil melewati kerumunan
gagak, Sierra dihadang lagi oleh monster anjing berkepala tiga. Anjing tersebut
ingin memakan Sierra dan mengejarnya sampai ke lembah hutan. Lembah tersebut
bermedan menurun yang tajam, Sierra berinisiatif untuk melemparkan ranting yang
mirip tulang anjing ke arah dasar lembah, beruntung, anjing tadi pun berhenti
mengejar Sierra dan lari mengejar tulang(ranting) tersebut.
Sierra melanjutkan perjalanan, kali
ini ia bertemu dengan burung hantu raksasa yang tampak kelaparan. Burung hantu
itu berkata kepada Sierra, “Wahai gadis manis, bolehkah aku memakan dagingmu?
Aku sangat lapar karena sudah beberapa hari tidak ada manusia yang lewat.”
Sierra kasihan dengan burung hantu itu, tapi Sierra tidak mungkin rela dimakan
olehnya karena ia harus pulang hidup-hidup dan membawakan jamur ajaib untuk
ayahnya.
“Aku tidak akan membiarkanmu memakanku, tapi
aku punya sepotong roti. Maukah kau kuajak berbagi rotiku ini? Mungkin ini
dapat sedikit melegakan rasa laparmu”, jawab Sierra kepada sang burung.
“Baiklah aku mau, terimakasih gadis kecil”,
kata burung hantu. Lalu merekapun makan bersama-sama. Selesai makan, Sierra
berpamitan akan melanjutkan perjalanannya. Lalu sebagai rasa terimakasih,
burung hantu tersebut menawarkan bantuan.
“Aku ingin pergi mencari jamur ajaib untuk
ayahku”, kata Sierra. Burung hantu tersebut berkata bahwa ia tahu dimana lokasi
jamur tersebut dan mau mengantarkan Sierra. Jamur tersebut tertanam di dalam
sebuah goa yang dihuni oleh monster lumpur. Tapi burung hantu hanya dapat
mengantar sampai pintu goa karena pintu tersebut ukurannya lebih kecil jika
dibandingkan dengan besar tubuh burung hantu.
“Berhati-hatilah, jangan menimbulkan suara atau
tamat riwayatmu. Monster tersebut tidur di pagi hari dan bangun di malam hari,
jadi saat ini dia pasti sedang tertidur. Tapi pendengarannya sangat tajam,
sedikit suara saja sudah dapat membuatnya bangun dan mengamuk. Jamur tersebut
berwarna emas menyala seperti lampu, jadi kau tak perlu membawa apapun sebagai
alat penerang. Cukup cari saja sumber cahaya di dalam goa, dan disitulah
jamur-jamur tersebut tumbuh”, pesan si burung hantu.
“Baik, terimakasih.”, jawab Sierra tegas.
Kemudian Sierra masuk ke dalam goa.
Berbekal keranjang rotan dari rumahnya, dengan hati-hati ia mencari jamur ajaib
dan memetik beberapa. Setelah itu ia bergegas pergi keluar dari goa. Namun,
sedikit lagi keluar dari goa, Sierra tidak sengaja menginjak ranting kayu.
“Kyaa.!!”, ia sontak kaget dan monster lumpur pun bangun dan mengamuk, mencari
siapa yang mengganggu tidurnya. Monster tersebut mengejar Sierra sampai keluar
goa. “Tolong aku, burung hantu! Monster itu bangun!!”.
Merekapun saling kejar mengejar
sampai di ujung jurang, dengan cepat burung hantu mengepakkan sayapnya hingga
si Monster terhempas ke jurang, dan hancurlah monster itu.
Tak berapa lama, jejak lumpur si
monster berubah menjadi butir-butir berlian yang sangat indah. Sierra sangat
terkejut akan hal itu.
“Bawalah berlian-berlian ini semampumu, Sierra.
Ini adalah hadiah atas keberanianmu. Bagikan sebagian kepada penduduk desa, dan
sisanya gunakan untuk kemakmuranmu dan ayahmu.”, kata burung hantu.
“benarkah aku boleh memilikinya?”, sahut
Sierra.
“tentu saja, aku akan membantu membawakannya”
Lalu mereka berkemas dan burung
hantu itu mengantar Sierra sampai depan hutan Hallowen. Sesampai di desa,
Sierra melaksanakan pesan si burung hantu dan mengobati ayahnya. Kini, ayahnya
sudah sehat dan segar. Lalu beberapa hari kemudian sang ayah berhasil membangun
kembali rumah mereka dan mereka hidup bahagia selamanya.
-Tamat-
No comments:
Post a Comment