Thursday, November 28, 2019

pesan untuk suamiku di masa depan

untukmu, yang namanya sudah terpahat
yang telah dipastikan Tuhan walau belum terlihat
dan yang telah dipastikan pula, takkan datang terlambat


aku sering bernegosiasi dengan Tuhan tentang sosokmu
sebelum kau datang dalam hidupku, mendampingiku, membimbingku, hingga akhir hayatku

aku tak pernah lagi memaksa Tuhan untuk menyandingkanku dengan siapa
terlebih sejak kegagalanku yang lalu
sebuah kesalahan besar bagiku, jika mengajukan nama seseorang
yang teramat kita inginkan, untuk dipasangkan dengan kita
karena sejatinya, jodoh-rejeki-pati sudah diatur jauh sebelum kita mengenal dunia

lantas bagaimana?

sekalipun belum dipertemukan, bukankah kita masih bisa saling mendoakan?
aku mendoakanmu, agar Tuhan membimbingmu, melatihmu, membentuk karaktermu
agar layak untukku, dan aku layak untukmu
aku memintaNya untuk menjadikanmu lelaki yang tetap memperlakukanku dengan baik
sekalipun kau sedang dilanda amarah ataupun kecewa
menjadikanmu lelaki yang amarahnya tak pernah lebih besar dari rasa sabarnya
yang bisa mensyukuri keberadaanku, dan membuatku mensyukuri keberadaanmu
yang bisa menjaga kesehatan rohaniku, yang labil ini
yang bisa jadi pendengar yang baik atas segala keluh kesahku
yang bisa mendukung segala upaya baikku
yang bisa membantuku mencari jawaban atas segala masalah agama, dunia, dan akhirat
terutama, bisa menjadi menantu yang layak untuk ibuku
kau perlu tau, ibuku tak ingin menantu. dia takkan menganggapmu menantunya.
dia ingin kau jadi anaknya, dan orang tuamu menjadi saudara-saudarinya.

hari demi hari, aku berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari kemarin
karena itulah, aku tak suka waktu terulang kembali
karena jika itu terjadi, aku adalah sosok yang lebih buruk dari yang saat ini

aku seorang guru.
itu adalah cita-cita yang tercantum dalam biodataku di album kenangan SD.
aku tak pernah keberatan dengan gajiku saat masih sukwan dulu.
bagiku bekerja bukan hanya soal gaji, tapi aktualisasi diri.
jadi aku akan sangat kecewa jika kau menyuruhku berhenti, terlebih karena alasan kemampuanmu yang sudah teramat cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita nanti.
dulu, kukira pekerjaanku hanya soal mengajar dan mendidik.
ternyata lebih dari itu. ada hal2 yang ternyata perlu dibawa pulang untuk diselesaikan.
dan aku butuh bantuanmu, andai kau menawarkannya tanpa kuminta.
dan kau perlu tau, pekerjaan yang terlalu dipaksakan untuk segera diselesaikan padaku cenderung kutinggalkan. aku tak cocok dengan sistem kebut semalam.

untukmu, suamiku di masa depan.
aku tidak akan menuntutmu untuk menjadi lelaki yang sempurna,
karena aku pun tak bisa menjanjikan diriku sempurna untukmu.
bagiku, kita disatukan Tuhan untuk saling menyempurnakan.

barangkali kau cemas dengan kekuranganmu, utarakan.
wanita adalah makhluk yang banyak persepsi.
kami akan banyak, banyak, banyak menebak pemikiranmu.
jadi, sebelum kami salah tangkap, katakan.
kita cari jalan keluarnya bersama.

yang aku inginkan darimu adalah, kemauanmu untuk memperbaiki diri.
agar kita sama-sama selalu jadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.




salam sayang,
dari wanita yang akan teramat mencintaimu saat kita telah halal nanti.

No comments:

Post a Comment