Tuesday, November 5, 2019

Pohon, Rumah, dan Manusia

Sebuah representasi impian masa kecil yang belum, bahkan takkan terwujud.

Aku selalu berharap punya banyak kenangan indah denganmu, Ayah, setidaknya yang bisa kuingat sampai aku tutup usia nanti. Namun sepertinya aku tak punya sebanyak yang kuingin. Kau pergi terlalu cepat, tak meninggalkan satupun adik untukku. Hidup terasa begitu mengerikan sebagai anak tunggal yang yatim, Ayah. Sekalipun aku punya belasan sepupu, bahkan puluhan.
Maafkan gadis kecilmu yang nakal ini. Yang hanya menyimpan sedikit memori tentangmu. Sejujurnya aku ingin lebih. Tapi tampaknya Tuhan tak mengijinkannya. Seandainya kau hidup sedikit lebih lama, aku ingin adik. Aku ingin adik. Aku ingin adik.
Kau pergi bahkan sebelum aku mengenal apa itu PR.

No comments:

Post a Comment