Monday, April 6, 2020

Self Healing

Aku sudah lama nonaktif memang, di ukmp, tapi menulis masih jadi salah satu opsi untuk menetralkan pergolakan batinku. Aku bercerita di sini, untuk dibaca lagi oleh diriku di beberapa waktu ke depan. Untuk menilai seberapa jauh aku sudah belajar, seberapa jauh aku mencoba dewasa, dan seberapa jauh aku bertahan untuk tetap dalam kondisi waras.

Tapi faktanya, aku memang, selalu, dan selalu, kembali mengisi blog ini tiap kali dirundung masalah. Ketika hati dan pikiranku sedang tidak sejalan. Atau ketika mulutku ingin berucap, tapi gengsiku menahannya.

Menjadi manusia dewasa tidaklah mudah, memang. Masalah layaknya bayangan. Hampir selalu ada menyertai kemanapun kita melangkah. Masalah adalah hadiah dari semesta agar kita ingat bahwa otak titipan Tuhan ini masih bisa bekerja. Masalah melatih kita untuk dewasa, dewasa, dewasa, hingga akhirnya menua dan kembali bersikap kekanakan.

Seringkali aku merasa segala upayaku dalam hidup belumlah cukup. Sesekali aku merasa hidupku tidak berguna. Dan sempat berpikir untuk mati, namun langsung teringat bahwa aku masih punya segudang dosa dan tanggung jawab yang tak mungkin dialih-tanggungkan pada manusia lain.

Aku rindu massa di mana almarhumah nenek masih hidup dan sehat. Massa di mana masalah terbesarku hanya nilai ulangan yang jelek dan dipaksa makan meski belum lapar. Aku rindu baunya, masakannya, kasih sayangnya, omelannya. Entahlah. Saat aku mati nanti, orang pertama yang ingin kujumpai justru beliau, bukannya ayahku.

No comments:

Post a Comment